Kediri — Nama KH Anwar Manshur, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, mendadak ramai dibicarakan publik setelah disebut dalam tayangan Xpose Uncensored di Trans7 pada 13 Oktober 2025. Tayangan tersebut menuai kecaman luas karena dinilai memuat disinformasi dan unsur pelecehan terhadap kiai serta dunia pesantren.
Di tengah sorotan itu, banyak yang bertanya-tanya, siapakah sebenarnya KH Anwar Manshur — sosok sepuh yang begitu dihormati di kalangan Nahdlatul Ulama (NU) dan para santri?
Lahir pada 1 Maret 1938, KH Anwar Manshur adalah putra dari KH Manshur Jombang dan Nyai Salamah, putri ketiga KH Abdul Karim, pendiri Pesantren Lirboyo. Garis keturunan itu membuatnya tumbuh di lingkungan ulama besar yang menanamkan nilai keikhlasan, kedisiplinan, dan kecintaan terhadap ilmu.
Sejak kecil, KH Anwar dikenal tekun belajar. Ia menimba ilmu di Pondok Pesantren Tarbiyatunnasyiin, Paculgowang, Jombang — pesantren yang didirikan oleh ayahnya sendiri. Setelah itu, ia melanjutkan ke Pesantren Tebuireng, sebelum akhirnya menetap dan mengabdi di Pesantren Lirboyo Kediri, tempat yang kelak ia pimpin.
Pada tahun 2014, KH Anwar resmi menjadi pengasuh Pesantren Lirboyo, menggantikan KH A. Idris Marzuqi. Sebelumnya, kepemimpinan pesantren besar ini diwariskan secara estafet oleh para kiai pendahulu: KH Mahrus Aly (1975–1985), KH Marzuqi Dahlan (1954–1975), dan KH Abdul Karim sebagai pendiri.
Kiai Anwar dikenal tegas dalam kedisiplinan, namun lembut dalam mendidik. Setiap hari, ia masih aktif memberikan pengajian kepada santri, bahkan di usia senjanya. Para santri menyebut beliau sebagai “kiai yang tidak pernah lelah mengajarkan ilmu dan adab.”
Dalam kehidupan pribadi, KH Anwar menikah dengan Nyai Hj. Umi Kulsum, putri dari KH Mahrus Aly — pengasuh Lirboyo sebelumnya. Dari pernikahan itu, beliau dikaruniai delapan anak: tiga putra dan lima putri.
Selain menjadi pengasuh pesantren, KH Anwar juga dipercaya memimpin organisasi keulamaan. Pada 3 Agustus 2024, beliau terpilih sebagai Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, setelah sebelumnya juga menjabat posisi yang sama hasil Konferwil tahun 2018.
Di mata banyak kalangan, KH Anwar Manshur bukan sekadar ulama besar, tapi juga simbol ketenangan, kebijaksanaan, dan keteladanan. Ia dihormati oleh para santri, alumni, hingga pejabat pemerintahan. Tak sedikit tokoh nasional yang datang ke Lirboyo untuk meminta doa dan nasihat darinya.
Tayangan Trans7 yang menyebut namanya secara tidak pantas jelas menyinggung banyak pihak. Namun, bagi masyarakat pesantren, sikap terbaik adalah tetap meneladani akhlak kiai — merespons dengan bijak, tenang, dan mengedepankan kehormatan ilmu.













