Menu

Mode Gelap
Kemdikdasmen Siap Gandeng PTMA: 16.000 Sekolah Direvitalisasi, Guru Didorong Kuasai AI dan Coding Kisah Langka Kiai Masduqi: Menolak Gaji PNS, Justru Hidupnya Penuh Keberkahan Tayangan Trans7 Singgung Lirboyo, Siapa KH Anwar Manshur yang Dihormati Para Kiai dan Pejabat? Prabowo Ulang Tahun ke-74 di Istana, Titiek Soeharto Hadir Bareng Para Menteri dan Pejabat Inilah Pemenang Final OLSIT 2025 di Semua Bidang Studi: Dari Perunggu, Perak Hingga Emas Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga Dini Pitria, Dari Sosok Disiplin hingga Jadi Pusat Sorotan Publik

Guru

Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga Dini Pitria, Dari Sosok Disiplin hingga Jadi Pusat Sorotan Publik

badge-check


					Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga Dini Pitria, Dari Sosok Disiplin hingga Jadi Pusat Sorotan Publik Perbesar

Nama Dini Pitria mendadak viral. Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, itu menjadi pusat perhatian setelah diduga melakukan kekerasan terhadap seorang siswa hingga memicu aksi mogok massal ratusan pelajar pada Senin, 13 Oktober 2025. Video dan cerita dari siswa menyebar cepat di media sosial, mengubah suasana sekolah yang biasanya tenang menjadi riuh oleh tuntutan dan sorotan publik.

Setelah kasus itu mencuat, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bersama Pemerintah Provinsi Banten sepakat menonaktifkan Dini dari jabatannya. Langkah ini diambil demi menjaga situasi sekolah tetap kondusif dan memastikan proses belajar mengajar berjalan tanpa gangguan.

Perjalanan Karier Seorang Guru

Berdasarkan data di laman resmi sekolah, Dini Pitria, S.Pd., lahir pada 8 Agustus 1980. Ia diangkat menjadi CPNS pada Februari 2005, menandai awal perjalanan panjangnya sebagai pendidik negeri. Lebih dari dua dekade ia mengabdi di dunia pendidikan, hingga akhirnya dipercaya memimpin SMAN 1 Cimarga—sebuah sekolah yang dikenal dengan disiplin ketatnya.

Kronologi yang Memicu Gejolak

Insiden bermula saat kegiatan Jumat Bersih. Dari jarak sekitar 20–30 meter, Dini melihat kepulan asap rokok di tangan seorang siswa berinisial ILP (17). Ia memanggil, namun sang siswa berlari. Setelah berhasil dihentikan, Dini menegur dengan keras dan, menurut pengakuannya, menepuk punggung siswa tersebut. Ia membantah melakukan pemukulan atau tendangan, dan menegaskan bahwa tindakannya spontan karena emosi.

Namun, bagi orang tua siswa, Tri Indah Alesti, peristiwa itu tak bisa dianggap sepele. Ia melapor ke Polres Lebak pada 10 Oktober 2025. Laporan itu dikonfirmasi oleh Kanit PPA Satreskrim Polres Lebak, Ipda Limbong, yang menyatakan kasusnya kini dalam penyelidikan.

Ratusan Siswa Mogok, Pemerintah Turun Tangan

Tiga hari kemudian, suasana sekolah memanas. Sekitar 630 siswa dari 19 kelas kompak tidak masuk kelas. Mereka turun ke lapangan, menyuarakan tuntutan agar kepala sekolah mereka dicopot. Aksi itu menjadi simbol perlawanan atas kekerasan di dunia pendidikan—meski motif dan faktanya masih diselidiki.

Sekretaris Daerah Provinsi Banten, Deden Apriandhi, turun tangan. Ia menegaskan keputusan menonaktifkan Dini sebagai langkah sementara demi menjaga objektivitas penyelidikan. “Jika terbukti ada unsur kekerasan, tentu akan ada sanksi hukum dan disiplin sesuai aturan,” ujarnya.

Harta Kekayaan Hampir Rp2 Miliar

Terlepas dari sorotan publik terhadap kasusnya, Dini tercatat sebagai ASN dengan kekayaan cukup besar. Berdasarkan laporan e-LHKPN 2024, total hartanya mencapai Rp1,99 miliar. Sebagian besar berupa tanah dan bangunan di Lebak senilai lebih dari Rp1,5 miliar.

Ia memiliki enam bidang tanah, satu rumah utama seluas 130 meter persegi, satu mobil Toyota Kijang Innova G tahun 2013, dua sepeda motor, serta sejumlah harta bergerak lain. Dengan kas sekitar Rp7 juta dan tanpa utang, Dini termasuk dalam jajaran kepala sekolah dengan aset bersih tinggi di daerahnya.

Kini, nama Dini Pitria menjadi simbol tarik menarik antara idealisme disiplin seorang pendidik dan batas-batas etika dalam mendidik. Kasus ini bukan hanya tentang satu guru dan satu siswa—tapi juga tentang bagaimana dunia pendidikan menghadapi persoalan moral, kekuasaan, dan emosi di ruang kelas.

Apakah Dini hanya terpeleset oleh emosi sesaat, atau ini tanda bahwa relasi guru-siswa tengah berubah di era media sosial? Waktu dan penyelidikan yang akan menjawabnya.

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Inilah Pemenang Final OLSIT 2025 di Semua Bidang Studi: Dari Perunggu, Perak Hingga Emas

17 Oktober 2025 - 14:09 WIB

final olsit jatim

Trans7 Akhirnya Minta Maaf: Tayangan “Xpose Uncensored” Disebut Lecehkan Dunia Pesantren

14 Oktober 2025 - 17:44 WIB

Gus Yahya Protes Keras Tayangan “Expose Uncensored” Trans7: Lecehkan Dunia Pesantren

14 Oktober 2025 - 17:32 WIB

Trans Jatim Koridor VII Lamongan Resmi Beroperasi, Layani Rute Pesisir

9 Oktober 2025 - 12:18 WIB

Transjatim Koridor VII

Beasiswa Guru ke Monash University! Pelatihan Koding dan AI Sudah Dibuka, Daftar Sekarang!

8 Oktober 2025 - 20:58 WIB

Trending di Guru