KLIKMOJOK.COM- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjadi saksi penting lahirnya semangat baru kolaborasi antara pemerintah dan kampus Islam Indonesia. Dalam Rapat Kerja Nasional Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA), Jumat (17/10/2025), Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., menegaskan bahwa Kemdikdasmen bersifat terbuka terhadap kemitraan dengan perguruan tinggi mana pun, selama relevan dengan arah pembangunan pendidikan nasional.
Dalam paparannya, Abdul Mu’ti menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan kampus Muhammadiyah-Aisyiyah untuk mengawal reformasi pendidikan nasional. Ia menyebut ada lima hingga enam program prioritas yang bisa dijalankan secara kolaboratif, mulai dari revitalisasi sekolah, peningkatan kualitas guru, hingga penguatan pendidikan karakter dan teknologi digital.
Salah satu program utama yang sedang berjalan ialah revitalisasi satuan pendidikan. Tidak hanya memperbaiki fisik sekolah, tetapi juga memperkuat tata kelola, manajemen, serta kapasitas kepala sekolah dan tenaga pendidik. “Tahun ini ada lebih dari 16.100 sekolah yang ikut direvitalisasi dengan anggaran mencapai Rp16,9 triliun. Tahun depan kami berupaya agar capaian itu tetap terjaga meski anggaran sedikit berkurang,” ujarnya.
Program kedua menyentuh peningkatan kualitas guru. Pemerintah menyiapkan 808 ribu kuota Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan memperluas program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) agar pengalaman mengajar bisa diakui hingga 70 persen. “Kami ingin memastikan tidak ada guru yang kariernya terhenti hanya karena belum memenuhi syarat akademik,” tambahnya.
Kemdikdasmen juga tengah menyiapkan program pembelajaran mendalam (deep learning) untuk memperkuat karakter dan kompetensi pedagogik siswa. Di sinilah, peran PTMA sangat diharapkan. Salah satu langkah konkret, mulai tahun 2027 Bahasa Inggris akan menjadi mata pelajaran wajib sejak kelas 3 SD. Karena itu, pelatihan guru bahasa Inggris menjadi prioritas utama.
Tak hanya itu, pemerintah juga menyiapkan kurikulum baru untuk pelatihan coding dan kecerdasan buatan (AI) yang ke depan akan menjadi mata pelajaran wajib. “Kebutuhan guru coding dan AI akan meningkat tajam. Kami membuka peluang bagi kampus Muhammadiyah-Aisyiyah untuk berpartisipasi dalam riset kebijakan dan pelatihan guru,” kata Abdul Mu’ti.
Ia menegaskan, kebijakan pendidikan tidak boleh bersifat administratif semata, tetapi menjadi rekayasa sosial yang membentuk karakter bangsa. Karena itu, kementerian kini mendorong agar setiap kebijakan didasarkan pada kajian akademik yang kuat. “Kami ingin kebijakan pendidikan yang lahir dari refleksi ilmiah dan berdampak langsung bagi masyarakat,” ujarnya.
Menutup paparannya, Abdul Mu’ti menegaskan pentingnya kemitraan strategis antara Kemdikdasmen dan jaringan kampus Muhammadiyah-Aisyiyah. Pendidikan, katanya, harus menggabungkan kecerdasan intelektual dan spiritual. “Tugas kita bukan hanya mencerdaskan otak, tapi juga menumbuhkan karakter. Itulah hakikat pendidikan yang sejati,” tutupnya.
Rakernas Forum Rektor PTMA 2025 di UMM menjadi momentum refleksi dan konsolidasi bagi dunia pendidikan Islam. Forum ini memperkuat kolaborasi antara pemerintah dan PTMA untuk melahirkan pendidikan yang unggul, adaptif, dan berkarakter – pendidikan yang mencerdaskan bangsa sekaligus menumbuhkan kemanusiaan.













